Wednesday, September 3, 2014

Mengonsumsi Jamu = Melestarikan Warisan Budaya Bangsa

Sembilan tahun yang lalu, saya panik bukan kepalang. Bagaimana tidak, sudah hari kesepuluh pasca-melahirkan anak kedua kami, asi istri saya tak juga lancar. Selain warnanya yang masih bening, asi yang ke luar jumlahnya juga sangat sedikit. Tak heran, anak kedua kami menjadi rewel dibuatnya. Mungkin karena dia tidak puas dan tidak kenyang dengan asi ibunya.

Beruntung ibu mertua saya masih berdarah Jawa. Tradisi keluarga besarnya yang masih memercayakan segala permasalahan kesehatan pada jamu, membuatnya memberi saran kepada istri saya untuk mengonsumsi jamu.

Awalnya, istri saya hanya meminum jamu dengan cara membeli secara eceran pada si mbak jamu gendong yang setiap hari lewat depan rumah. Tapi atas saran si mbak jamu gendong tersebut, akhirnya istri saya mengonsumsi jamu habis bersalin lengkap untuk 40 hari. Alasannya sederhana saja. Saat itu, si mbak jamu gendong hendak mudik ke kampung halamannya. Jadi jika hanya mengandalkan dia, istri saya sudah pasti absen dari meminum jamu selama si mbak jamu gendong tidak jualan. Padahal, baru beberapa hari saja meminum jamu habis bersalin dari si mbak jamu gendong itu, asi istri saya mengalami peningkatan.

Tanpa diduga, jamu habis bersalin lengkap untuk 40 hari yang kemudian dikonsumsi istri saya itu ternyata membawa banyak khasiat. Tak cuma meningkatkan asi secara kuantitas (jumlahnya yang semakin banyak) dan kualitasnya (dilihat dari warnanya yang semakin putih) saja, jamu tersebut yang isinya memang macam-macam, juga mampu menghilangkan segala keluhan pasca-melahirkan yang lainnya, bahkan sebelum masa 40 hari berakhir. Dari mulai jari-jari tangan yang kesemutan dan kebas; kepala pusing; demam dan meriang; perut mulas; badan pegal; hingga permasalahan dengan darah nifas. Sejak itulah, setiap kali setelah melahirkan, (sekarang kami sudah memiliki 4 anak), istri saya tak pernah lupa meminum jamu bersalin lengkap untuk 40 hari tersebut.

Jamu lengkap bersalin 40 hari

Jamu Itu…
Cerita tadi terjadi pada istri saya. Saya sendiri, jujur, sebelum tahu langsung khasiat jamu melalui istri, saya hanya mengenal jamu sebatas jamu beras kencur. Rasanya yang enak tentu menjadi penyebabnya. Dan jamu lain yang pahit, membuat saya enggan meminum jamu.

Setelah tahu bahwa jamu memiliki banyak khasiat, saya pun mulai mencobanya. Dari mulai jamu tolak angin, jamu pegal linu, dan jamu lain yang sesuai dengan keluhan yang saya rasakan. Dan ya, ternyata, saya juga mengalami hal serupa. Segala permasalahan badan saya bisa teratasi dengan meminum jamu.

Satu hal lagi yang membuat saya takjub selain dari khasiatnya. Jamu sekarang rupanya juga sudah tidak pahit seperti yang saya kira. Bahkan ada yang manis layaknya sirup. Dan karena hal inilah, anak-anak saya pun kini senang minum jamu.

Jamu Sekarang Memang Sudah Modern!
Jamu yang tidak lagi pahit, hanyalah satu dari sekian banyak inovasi yang dilakukan produsen jamu. Masih banyak perkembangan jamu lain yang kini semakin membaik. Seperti bentuknya yang tidak berupa serbuk saja, tetapi juga pil, kaplet, kapsul, tablet, tablet dan sirup; kemasan praktis nan instan yang memudahkan minum di mana saja; harganya yang relatif terjangkau; hingga pemasarannya yang sudah ke mana-mana, bahkan sampai ke luar negeri.

Ya, jamu kini sudah mendunia. Di berbagai negara, jamu hasil produksi negara kita, kini sudah tersedia. Bukan cuma untuk memenuhi kebutuhan warga negara Indonesia yang sedang tinggal di luar negeri saja. Warga negara asing pun sudah menjadi pangsapasar dari jamu-jamu ini.

Jangan salah! Jamu produksi dalam negeri kita sudah layak mendunia. Selain karena khasiatnya yang tidak kalah dengan obat-obatan modern, standar pengolahan dan keamanan serta bahan-bahan alami jamu produksi negeri kita juga sudah memenuhi syarat seperti yang diatur oleh badan berwenang.

Perkembangan inovasi jamu yang terus meningkat hingga bisa mendunia, tak lepas dari peran para ahli dan peneliti di negara kita. Contohnya saja adalah mereka yang bernaung di Biofarmaka IPB. Ya, berkat mereka, tanaman-tanaman berkhasiat yang jumlahnya sangat banyak di Indonesia ini, bisa terus ditemukan dan semakin optimal manfaatnya. Tak hanya menemukan, menggali, dan mengoptimalkan potensinya saja, penstandaran, formulasi, sampai kemitraan dengan banyak produsen jamu serta para petani bahan baku jamu agar jamu semakin berkualitas, sudah dilakukan Biofarmaka IPB sejak lama. 

Mengonsumsi Jamu = Melestarikan Warisan Budaya Bangsa
Semua hal positif yang terjadi pada jamu tentu membuat bangga kita semua. Pasti, semua karena jamu adalah budaya asli bangsa kita. Dan merupakan warisan nenek moyang yang sudah ada sejak ratusan bahkan mungkin ribuan tahun yang lalu. Sudah sewajarnya, kita turut andil di dalam melestarikannya agar jamu bisa tetap ada selama-lamanya. Dan kewajiban kita juga untuk ikut memajukan perkembangan positif itu. Salah satu caranya yaitu dengan selalu mengonsumsi jamu setiap saat. Toh jamu itu mempunyai berbagai macam khasiat yang tak hanya diminum ketika terjadi keluhan saja. Ketika kita sehat pun, jamu tertentu masih bisa tetap diminum. Misalnya jamu beras kencur favorit saya.

Cara melestarikan jamu juga bisa dengan cara menggunakan tanaman-tanaman herbal atau tanaman-tanaman yang dikenal berkhasiat. Mengapa demikian? Sebab tanaman-tanaman tersebut pada dasarnya adalah bahan-bahan pembuat jamu juga. Jadi dengan terus menggunakannya, tanaman-tanaman berkhasiat akan tetap ada dan jamu akan tetap lestari. Contoh-contoh tanaman berkhasiat itu misalnya saja adalah tanaman urang-aring yang berkhasiat untuk muntah darah, kencing darah, hepatitis, diare, dan keputihan; tanaman tanjung yang berkhasiat untuk tukak lambung; tanaman sisik naga yang berkhasiat sebagai antijamur dan antibakteri; tanaman singkong yang berkhasiat untuk diare, luka bernanah, demam, dan sakit kepala; dan tanaman patah tulang yang berkhasiat untuk penyakit kulit.

Sumber gambar 1 | 2 | 3 | 4 | 5

Selain bertujuan melestarikan budaya asli bangsa, mengonsumsi jamu juga berarti turut meningkatkan perekonomian negara kita. Sebab dengan begitu, para pekerja yang terlibat di dalam produksi dan pemasaran jamu, seperti petani, buruh pabrik jamu, tukang jamu gendong, dan yang lain-lainnya, akan tetap mendapatkan penghasilan. 

Tapi…
Kita memang berkewajiban untuk melestarikan jamu. Akan tetapi, kita juga harus berhati-hati di dalam memilih jamu. Yupp! Kepopuleran jamu yang sudah banyak dipercaya di dalam mengobati dan menjaga kesehatan tubuh, banyak disalahgunakan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Tanpa memerhatikan keamanan calon konsumennya, para produsen jamu abal-abal ini membuat jamu dari bahan yang tidak jelas. Bahkan dari bahan-bahan kimia yang jelas-jelas berbahaya.

So, agar kita bisa terhindar dari jamu yang khasiatnya belum jelas tersebut, pastikan kita teliti sebelum membeli dan mengonsumsinya. Berikut ini adalah cara-cara saya yang mungkin bisa menghindarkan kita dari jamu-jamu aspal tersebut.
  • Pastikan kita memilih jamu yang produsennya terpercaya. Produsen ini akan menuliskan perusahaannya di kemasan jamunya, lengkap dengan alamat jelasnya. Untuk yang satu ini, biasanya saya memilih jamu yang sudah ada iklannya di media. Analoginya, produsen yang asli tentu akan mengeluarkan modal yang tidak sedikit untuk menjual produknya. Dan sebaliknya, produsen jamu abal-abal pasti tidak akan mengiklankan produknya di media. Selain karena takut akan biaya yang mahal, mereka juga pasti akan takut produknya diperiksa pihak berwenang.
  • Pastikan kita melihat simbol di bawah ini. Ini adalah simbol dari bahan-bahan jamu yang alami atau herbal yang sudah teruji khasiatnya.
  • Pastikan kita membeli jamu di tempat yang terpercaya. Misalnya gerai jamu langganan yang sudah ada sejak lama; toko-toko besar; dan tempat lain yang terbuka (tidak rahasia-rahasiaan).
  • Pastikan kita membeli jamu dengan harga yang pantas. Maksudnya, harga jamu yang kita beli tidak terlalu murah atau jauh beda dari harga pasaran. Biasanya produk palsu itu harga sangat murah.
  • Pastikan kita memeriksa kandungan jamu yang akan kita konsumsi dan juga efek samping serta khasiatnya. Jangan sampai kita sembuh dari sakit yang satu tapi kemudian menderita keluhan yang lain.
  • Pastikan kita mengikuti anjuran yang diberikan dalam mengonsumsi jamu. Misalnya dalam hal dosis.
  • Pastikan kita memeriksa tanggal kedaluwarsanya. Jangan sampai kita mengonsumsi jamu yang sudah lewat masa kedaluwarsanya. Sebab ini tentu bisa membahayakan tubuh kita.
  • Pastikan kita memeriksa terdaftar tidaknya jamu tersebut di departemen kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM). Dua hal ini adalah penjamin keamanan jamu tersebut bagi kita.

Semoga Saja…
Inovasi yang terjadi pada jamu semakin berkembang saja. Semoga, hal ini bisa membuat jamu semakin eksis dan semakin mendunia. Tapi lagi-lagi, apalah arti inovasi, jika kita tidak turut berpartisipasi di dalam melestarikannya, terutama menggunakannya. Semua pasti akan sia-sia belaka. Dan jamu mungkin akan tergerus dan tergusur oleh obat-obatan kimia modern.

Nah, supaya hal ini tidak terjadi, yuk kita gunakan jamu sekarang juga. Tak hanya di kala kita sedang sakit tertentu saja, di saat sehat, jamu juga bisa kita gunakan. Mari kita wariskan budaya baik bangsa kita ini kepada anak cucu kita. Tak usah khawatir, inovasi yang terjadi pada jamu sudah membuat jamu aman, enak, dan nyaman digunakan. So pasti, anak cucu kita akan menyukainya. Lestarilah jamu Indonesia!

Referensi dan Sumber Gambar
  1. http://biofarmaka.ipb.ac.id/brc-upt/brc-ukbb/bccs-collection/613-herbal-plants-collection-urang-aring
  2. http://biofarmaka.ipb.ac.id/brc-upt/brc-ukbb/bccs-collection/612-herbal-plants-collection-tanjung
  3. http://biofarmaka.ipb.ac.id/brc-upt/brc-ukbb/bccs-collection/611-herbal-plants-collection-sisik-naga
  4. http://biofarmaka.ipb.ac.id/brc-upt/brc-ukbb/bccs-collection/610-herbal-plants-collection-singkong
  5. http://biofarmaka.ipb.ac.id/brc-upt/brc-ukbb/bccs-collection/608-herbal-plants-collection-patah-tulang
  6. http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/5a/Mimus_eleng_070527-4364_ipb.JPG
  7. http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/5f/Eclipta_prostrata_W_IMG_2239.jpg
  8. http://www.pupukorganikcair.net/wp-content/uploads/2011/09/SINGKONG.jpg
  9. http://budayahidupsehat.files.wordpress.com/2012/04/sisik-naga-cara-jitu-hentikan-sariawan.jpg
  10. https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_MjJrv_2C-5oZXpeqFp6O18mr0mkB2BlBI51aNZ8WnQTyRoqYNzanRIPSJR05HOaScnq-P_sAitfxSu6T-P3G2R8wu02coD_ajx6LmZRX-VW28yk2V1vRTBTGx0NAZsQZx_OIVfkv1THT/s1600/pata+tulang.jpg
Dies Natalis PSB 2014

3 comments: