Friday, April 6, 2012

Antara Antibiotik, Probiotik, dan Prebiotik


Mikroorganisme khususnya bakteri lebih kita kenal sebagai kuman penyebab penyakit. Sejak lama manusia telah mencoba berbagai cara untuk menanganinya. Mulai dari cara pengobatan dengan desinfektan dan antibiotik, sampai pada pemanfaatan makanan yang mengandung bakteri tandingan seperti yogurt dan susu formula, yang biasa disebut produk probiotik dan prebiotik.
            Meskipun dibuat dengan tujuan yang sama, yaitu untuk membasmi kuman penyebab penyakit. Pada pengunaannya, produk antibiotik, probiotik, dan prebiotik memiliki prinsip dan cara kerja yang berbeda satu sama lain.

Antibiotik

            Penemuan antibiotik penisilin oleh Alexander Fleming merupakan tonggak awal perlawanan terhadap bakteri. Penggunaan antibiotik sampai sekarang merupakan cara yang paling efektif untuk mengobati penyakit-penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Apabila diberikan sesuai dosis yang diperlukan, daya kerjanya tidak hanya dapat menghentikan daya tumbuh  bakteri, melainkan juga membasminya hingga tuntas.
            Antibiotik adalah segala macam bahan yang dihasilkan dan dikeluarkan oleh suatu mikroorganisme yang dapat menghambat atau membunuh mikroorganisme lain. Bahannya merupakan racun spesifik yang dapat membunuh organisme saingan tanpa merusak sel-sel hidup di sekitarnya. Masing-masing tipe antibiotik memberikan efek yang berbeda terhadap bermacam jenis bakteri. Beberapa antibiotik membunuh bakteri dengan menghambat kemampuannya dalam mengubah glukosa menjadi energi, atau menghilangkan kemampuan bakteri untuk membentuk dinding sel. Apabila hal ini terjadi, mala bakteri tersebut tidak akan dapat berkembang biak dan kemudian mati.
            Sebagian besar bahan antibiotik adalah produk alami. Meskipun antibiotik awal yaitu penisilin dihasilkan oleh sejenis jamur, sekitar 90 persen dari antibiotik yang digunakan sekarang diisolasi dari bakteri. Beberapa jenis dihasilkan dari bahan sintetis yang dibuat dengan teknik rekayasa di laboratorium.
            Selain penisilin dan turunannya, terdapat juga jenis-jenis antibiotik lain seperti streptomisin, tetrasiklin, dan lain-lain. Jenis yang paling banyak diresepkan dokter sekarang ini adalah jenis antibiotik Beta-laktam. Antibiotik ini dipilih karena tingkat selektivitasnya tinggi, mudah didapat, dengan analog sintetis yang tersedia dalam jumlah yang banyak.
            Pada perkembangan selanjutnya penggunaan antibiotik ternyata mempunyai dampak negatif yang menghawatirkan. Penggunaan secara berlebihan yang tidak disertai dengan ketepatan dalam pemberian resep serta kesalahan pola pemakaian oleh penderita penyakit, telah menyebabkan resistensi bakteri terhadap antibiotik yang bersangkutan. Jika hal ini tidak segera diatasi, alih-alih menyembuhkan penyakit, antibiotik justru membuat kuman penyakit menjadi lebih kuat. Pemberian antibiotik secara tidak tepat juga dapat menyebabkan efek samping secara langsung berupa kerusakan pada organ yang bisa menyebabkan kematian. Selain itu, bahan yang diberikan secara berlebihan juga dapat membunuh bakteri-bakteri baik yang diperlukan oleh tubuh.

Probiotik
            Bakteri secara sederhana dapat dikelompokan menjadi bakteri ‘baik’ dan bakteri ‘jahat’ atau patogen. Bakteri patogen inilah yang menyebabkan banyak penyakit seperti diare, tifus, tetanus, TBC, bahkan Anthrax. Kedua kelompok bakteri ini dapat hidup secara bersamaan dalam satu lingkungan. Apabila di lingkungan tersebut bakteri patogen lebih dominan, maka terjadilah penyakit.
            Probiotik adalah produk penyokong kehidupan yang berisi bakteri atau mikroorganisme lain yang tergolong non patogen. Penambahan bakteri baik dari luar dalam jumlah yang banyak diharapkan akan mampu mengembalikan keseimbangan pada lingkungan yang terkena penyakit. Produk probiotik yang dibuat dalam bentuk makanan dikhususkan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada saluran pencernaan, terutama usus. Menurut Prof. Dr. F.G. Winarno dari UNDIP, dalam usus manusia terdapat sekitar 100-400 jenis bakteri yang disebut flora usus dengan jumlah yang bisa mencapai triliunan. Beberapa jenis bakteri yang tergolong baik dalam usus adalah golongan Bifidobacterium, Eubacterium, dan Lactobacillus (bakteri asam laktat). Sedangkan kelompok bakteri jahat diantaranya adalah Clostridium, Salmonella, Shigella, dan Candida.
            Tidak semua bakteri baik dapat dimanfaatkan sebagai agen probiotik. Jenis yang dipilih harus mempunyai minimal satu dari karakteristik berikut :
            1. Memiliki aktivitas antimikroba. Dalam hal ini probiotik dapat berperan sebagai antibiotik alami. Beberapa jenis bakteri asam laktat mampu membentuk asam-asam organik,  hidrogen peroksida dan bakteriosin. Senyawa-senyawa ini terutama bakteriosin dapat menyebabkan kematian pada bakteri lain.
            2. Resisten terhadap seleksi sistem saluran pencernaan seperti asam lambung, cairan empedu, dan getah pankreas. Apabila bakteri tidak memiliki karakteristik ini, maka bakteri tersebut akan mati sebelum mencapai usus.
            3. Memiliki aktivitas antikarsinogenik. Adanya senyawa karsinogenik seperti nitrosamin yang masuk ke saluran pencernaan, akan dapat dicagah penyerapannya oleh bakteri tersebut dengan membentuk selaput protein dan vitamin.
            4. Mampu berkoloni dalam saluran pencernaan. Bakteri probiotik harus memiliki kemampuan untuk bersimbiosis dengan flora usus, sehingga dapat melakukan proses yang diinginkan dan tidak cepat terbuang bersama tinja.
            5. Mampu meningkatkan kemampuan penyerapan usus. Beberapa penyakit seperti diare pada anak-anak dapat terjadi karena kurangnya enzim laktase dalam tubuh sehingga saluran pencernaan tidak dapat mencerna susu. Bakteri asam laktat dapat menguraikan laktosa dalam susu yang dikomsumsi menjadi monosakarida glukosa dan galaktosa yang mudah dicerna.
            Bakteri yang paling banyak digunakan sebagai agen probiotik adalah golongan Lactobacillus. Jenis ini mempunyai hampir semua karakteristik yang diperlukan. Lactobacillus juga dapat menurunkan pH lingkungan dengan mengubah gula menjadi asam laktat. Kondisi ini akan menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri patogen. Keistimewaan inilah yang membuat bakteri Lactobacillus menjadi agen untuk bermacam produk probiotik di seluruh dunia. Beberapa contoh yang telah dipasarkan adalah: Lactobacillus casei strain Shirota, dijual oleh perusahaan Jepang dalam produk minuman Yakult. Bakteri ini mampu mengkolonisasi usus; Lactobacillus rhamnosus VTT E-97800. Merupakan hasil penelitian VTT di Finlandia yang memiliki kemampuan antimikroba terhadap Candida dan patogen lain dalam saluran pencernaan; Lactobacillus reuteri. Dihasilkan perusahaan Biogaia di Swedia. Jenis ini efektif melawan penyebab diare pada anak-anak dengan menghasilkan antibakteri reuterin.
            Perkembangan dalam penelitian probiotik menghasilkan produk-produk yang tidak hanya diperuntukan bagi konsumsi manusia. Dengan prinsip yang sama, produk probiotik juga telah dibuat untuk pupuk pertanian, peternakan, perikanan, mengatasi permasalahan sampai, mempercepat degradasi kotoran, dan lain-lain.

Prebiotik
            Bakteri baik dalam usus manusia dapat hidup dengan adanya suplai bahan makanan tertentu yang melewati sistem pencernaan. Ketika bakteri patogen mendominasi usus dan menyebabkan penyakit, penambahan bahan makanan yang spesifik tersebut diharapkan mampu mengembalikan keseimbangan dengan mengubah komposisi bakteri.
            Prebiotik adalah bahan makanan yang mengandung nutrisi yang diperlukan untuk tumbuh dan berkembangnya bakteri baik. Bila produk-produk probiotik mengatasi bakteri patogen dengan mendatangkan bala bantuan bakteri baik dari luar, maka produk prebiotik mengatasinya dengan mengoptimalkan pertumbuhan bakteri baik yang ada dalam usus.
            Salah satu contoh produk prebiotik adalah Fruktooligosakarida (FOS). FOS adalah senyawa yang tersusun dari gula fruktosa yang saling terhubung dalam rantai yang panjang. FOS dapat ditemukan secara alami pada beberapa jenis makanan seperti bawang, padi-padian, dan madu. Mengkonsumsi makanan tersebut berarti telah memasukan bahan prebiotik kedalam tubuh.
            Dewasa ini telah banyak produk-produk yang mengandung probiotik sekaligus prebiotik. Produk seperti ini biasanya disebut dengan Simbiotik. Produk Simbiotik sangat baik untuk konsumsi anak-anak karena dapat memperkuat sistem saluran cerna yang sehat agar terhindar dari serangan bakteri patogen.
            Seperti pepatah bijak yang mengatakan bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati, maka sudah saatnya paradigma penggunaan antibiotik untuk melawan bakteri diganti dengan penggunaan produk-produk probiotik dan prebiotik.

oleh Rudi Haryanto
dimuat di Harian Pikiran Rakyat tanggal  25 Oktober 2004

1 comment:

  1. waw tilisan tahun 2004 sekarang 2015. dan.. sekarang probiotik booming.. terimakasih infonya bermanfaat

    ReplyDelete