Saturday, April 7, 2012

Robert S. Ledley Sang Penemu Mesin CT Scanner


Dunia kedokteran pasti akan sangat kesulitan sekali dalam mendiagnosa penyakit dalam jika tanpa bantuan alat yang bernama CT Scanner. Bagaimana tidak, di zaman penyakit dalam yang begitu banyak seperti sekarang, alat ini hadir untuk mendiagnosa penyakit dari ujung rambut hingga ke ujung kaki. Bahkan alat ini juga bisa digunakan dalam terapi radiasi untuk penyakit tertentu.
            Dialah Robert S. Ledley, orang paling berjasa dalam penemuan mesin canggih ini. Ledley kecil lahir di New York pada tahun 1926. semasa kecil hingga bangku kuliah dihabiskan  di kota kelahirannya itu. Di tahun 1948, Ledley lulus dari Universitas kedokteran gigi New York dan mendapat gelar Dokter gigi. Dua tahun berselang, Ledley mendapat gelar sarjana Fisika dari universitas Columbia.
            Setelah lulus, Ledley bekerja untuk pertama kalinya di pemerintahan Washington DC pada bagian Biro standar nasional (sekarang institut standar dan teknologi nasional) tetapi hanya sementara, yang kemuadian pindah ke universitas Johns Hopkins. Disini Ledley menjadi ahli fisika dan peneliti.
            Tidak puas di satu tempat, Ledley pindah lagi ke tempat lain. Di tahun 1968 hingga tahun 1970 Ledley menerapkan ilmu yang diperolehnya di departemen teknik elektro Universitas George Washington. Disana juga Ledley diberi gelar professor.
            Selepas dari sana, Ledley bergabung dengan sekolah pengobatan di bagian departemen fisiologi dan biofisika. Disinilah Ledley memulai penelitian tentang mesin yang mampu memindai seluruh tubuh hingga bagian terdalam dan terhalus sekalipun. Tiga tahun lamanya Ledley meneliti mesin, hingga akhirnya di tahun  1973 lahirlah mesin CT Scanner yang mampu memindai seluruh tubuh dari ujung rambut hingga ke ujung kaki yang pertama di dunia yang disebut sebagai Automatic Computerized Transverse Axial (ACTA).
             Seperti dugaan Ledley, mesin ini mempunyai peran yang sangat besar dalam dunia kedokteran. Mesin ini mampu memvisualisasikan organ-organ dalam tubuh yang tidak dapat dihasilkan mesin sinar X biasa. Rekonstruksi 3 dimensinya, dihasilkan dari transmisi sinar X yang menyorot melalui irisan melintang sumbu tubuh. Visualisasi lapisan tubuh terhaluspun bisa terlihat. Diagnosa kanker, kerusakan jantung, tulang, otak, ginjal dan organ dalam tubuh lainnya bisa terdeteksi dengan mesin ini. Kelebihannya, mesin ini juga dapat dipakai sebagai alat terapi radiasi.

            Setahun setelah penemuan mutakhirnya, Ledley menjadi professor di Medical Center’s Departemen of Radiologi. Dan tahun 1975 Ledley menjadi direktur divisi Medical Computing  dan Biofisika.
            Ledley mempunyai kontribusi yang sangat besar terhadap dunia kedokteran dan ilmu pengetahuan. Ledley mematenkan prosesor gambar yang disebut sebagai Texture Analysis Computer atau TEXAC. Ledley juga menulis buku teks komprehensif pertama untuk insinyur teknik dalam hal komputer digital.
            Ledley juga mengembangkan sistem komputer pengolah data medis yang bervolume besar yang juga menentukan diagnosa penyakit. Selain itu Ledley juga membantu memproduksi data base bioteknologi skala besar pertama, Protein Information resources (PIR) yang mengorganisasikan  protein dan sekuen DNA.
            Ledley memang jenius, dunia kedoteran, Sains, hingga komputer dikuasainya. Apalagi ketika Ledley menemukan instrumen dan algoritma komputer yang digunakan untuk menganalisis kromosom serta diagnosa kerusakan janin pralahir.
            Lebih dari 50 tahun, Ledley mengabdikan diri terhadap karirnya. Tetapi pengorbanannya sebanding dengan hasil yang didapatnya. Tak heran, 60 lebih paten tercatat atas namanya. Hadiah dan penghargaan menghujaninya, salah satunya yaitu tercatatnya nama Ledley pada National Inventor’s Hall of Fame pada tahun 1990. dan di tahun 1997, dia mendapat medali yang diberikan oleh presiden Amerika saat itu yaitu Bill Clinton. Ledley sekarang menjadi editor dari 4 jurnal ilmiah serta menjadi presiden direktur penelitian untuk National Biomedical Research Foundation sejak 1960.

oleh Rudi Haryanto
dimuat di Harian Pikiran Rakyat tanggal 13 April 2006

No comments:

Post a Comment